WELCOME INTO MY IMAGINATIONS

"Janganlah kamu kagum (takjub) dengan amal seseorang, sampai kamu melihat sedang melakukan apakah ia saat kematian itu datang menghampirinya." (H.R. Thabrani)..

Rabu, 13 April 2011

Ulat Bulu Edisi Lanjuuutt

Huaaa…ulat bulunya malah jalan-jalan ampe ke provinsi lain. Sekarang dah sampe melebar ke arah barat, yaitu ke Jakarta dan Medan. Kalo ke arah timur alias nyebrang pulau ke Buleleng dan Gianyar di Pulau Bali. Jadi sudah hampir 10 kota jadi target hairy caterpilar “sang teroris”.http://www.cute-smiley.com Semoga rumah imaginers tidak dikunjunginya ya. Amin. Sudah sekitar sebulanan kasus ini belum selesai. Walaupun demikian serangan ulat di Probolinggo sudah mulai berkurang karena ulat telah berubah menjadi pupa. Ulat yang ditemukan di wilayah lain ternyata berbeda-beda lho. Jadi jenisnya bukan hanya satu. Walaupun demikian, ulat-ulat ini masih satu famili, yaitu Lymantriidae.

Mengapa Outbreak
Tentu begitu pertanyaan imaginers. Asumsi yang muncul adalah karena pengaruh iklim. Duh, kacian yah iklim selalu disalahin. Padahal bisa jadi (da bisa dipastikan) kalo manusia lah yang suka bikin kerusakan. Deeee…secara qu juga manusia. Biasanya terjadinya ledakan hama karena ketidak seimbangan ekosistem. Ada rantai makanan yang putus.
Ulat-ulat tersebut kemungkinan adalah hama sekunder pada tanaman mangga, rambutan, or tanaman yang terserang itu. Artinya, pada kondisi alami memang ulat-ulat hidup dan berkembang biak pada pohon-pohon tersebut. Populasinya tidak pernah meledak karena ada mekanisme pengendalian secara alami dari musuh-musuh alaminya seperti burung dan semut. Tetapi peran burung sebagai predator semakin berkurang karena populasinya berkurang akibat perburuan manusia. Burung-burung tersebut ada yang dijual ataupun sekedar sasaran tembak main-mainan saja. Populasi semut juga berkurang karena telur-telurnya (kroto) sering diambil untuk dijadikan umpan pancing.

Pengendalian
Tindakan emergency adalah dengan menggunakan insektisida. Tentu saja dengan segala resiko yang ditimbulkannya. Ingat kan bahaya insektisida yang mungkin saja juga beracun bagi manusia. Jadi penggunaannya juga tetap harus bijaksana.
Secara mekanik adalah dengan mengumpulkan satu per satu ulat-ulat tersebut lalu dibakar. Ow..ow..ow..kasihan sih ya. Tapi mau bagaimana lagi. Ga tega aja ngeliat ulat-ulat tersebut pada ngulet kepanasan. Ada juga pohon yang diasapi dengan bakaran jerami. Diharapkan ulat-ulat tersebut “mabok” dan berjatuhan ke tanah, sehingga mudah disapu dan dikumpulkan.

Penggundulan atau penebangan pohon tidak efektif karena terlihat ulat-ulat tersebut bersifat polifag. Artinya ulat dapat menyerang jenis pohon-pohon lain. 

Selain itu, ulat-ulat tersebut diidentifikasi jenisnya. Sehingga jelas apa sih creature ini. Peran taksonomis sangat penting di sini. Qu pikir sekarang ini para taksonomis di Indonesia, baik dari lingkungan perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga Pemerintah sedang bekerja keras mengidentifikasi ulat-ulat ini. Jadi tidak ada yang tinggal diam seperti diberitakan media. Walaupun memang butuh waktu karena tidak mudah melakukan pekerjaan tersebut. Viva taxonomist.
Jika telah diketahui spesiesnya, maka dapat dilakukan studi literatur. Siapa tahu di luar negeri pernah terjadi kasus serupa atau paling tidak ada yang pernah meneliti biologi, perilaku, dan syukur-syukur ada cara pengendaliannya baik dengan menggunakan musuh alami maupun bioinsektisida.

Pengujian dengan berbagai macam insektisida nabati, seperti mimba, kemiri sunan, tuba, dll. Bisa juga dengan penggunaan Bacillus thuringiensis.

Ok, bro and sist…semuanya memang butuh waktu. Seperti kata potongan pepatah bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Insyaallah, semua ini ada pembelajaran buat manusia, untuk lebih arif mengelola alam. Sesungguhnya ini adalah peringatan dari Yang Maha Kuasa kepada umat yang disayangi-Nya agar lebih merendahkan diri di hadapan Allah SWT. 

Oiya tak lupa credits to Dr Iwa Mara Trisawa dan Dr April Hari Wardhana atas obrolannya di sela-sela rutinitas bekerja.
http://www.cute-smiley.com


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 Imaginasi Bunda Rizqy Wardhana. Powered by Blogger
Blogger Templates created by DeluxeTemplates.net
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase